Taste Me, Don’t Waste Me.

Harus diakui, sebagai manusia yang hidup di dunia materiil ini, mau tidak mau kita harus bisa membuat diri kita semenarik mungkin. Entah dengan cara meningkatkan kualitas diri atau….bahkan mengeksploitasi diri?

Seperti manisan, tanpa mengecapnya pun kita tau pasti rasanya manis bukan? Tapi dengan tampilan yang menarik, akan lebih cepat mengambil hati yang melihat, yang akhirnya menentukan masa depan mereka (para manisan). Namun sayang, nasib mereka hanya ada dua.

Laku lalu habis, atau terbuang karna busuk.

Ini adalah karya pertamaku yang terinspirasi dari kehidupan manusia, alih-alih membicarakan diriku sendiri, namun tetap menggunakan objek tubuh dan wajahku sebagai perwakilannya. Alasannya? Aku juga salah satu dari manusia-manusia itu, aku pun mengalaminya sendiri. Menjadi menarik, atau tersisihkan.

~english translation~

I must admit it.  Being human in the material world, like it or not, we must make ourselves as attractive as possible. Either by improving yourself or….even self-exploitation?

Like sweets, even without tasting it, we know for sure it tastes sweet. Right? But with an attractive appearance, it will be faster to take the viewer’s heart, which ultimately determines their future (the sweets). But unfortunately, they only have two fates.

They are sold out or wasted, becoming rotten.

This is my first work inspired by life; instead of talking about my illness, using the object of my body and face as a representation. The reason? I am also human and have experienced this for myself. Young women need to make themselves attractive; otherwise, you will be left out.

Diterbitkan oleh dayusartika

Doing Art for Therapy

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai